2013-01-05

Pendidikan Khusus untuk Anak Berbakat di Indonesia


PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN KHUSUS UNTUK ANAK BERBAKAT DI INDONESIA

Sampai saat ini di Indonesia pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) baru diselenggarakan untuk anak-anak.yang dalam keadaan kekurangan (handicapped). Namun disadari bahwa sudah perlu dirintis perencanaan penyelenggaraan pendidikan luar biasa untuk anak berbakat atau SLB/F (Pola Dasar Umum penyelenggaraan pendidikan Luar Biasa dalam Rangka Kewajiban Belajar, BP3K, 1980) Apabila untuk anak berbakat tidak disediakan pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya yang khas, sehingga potensi-potensinya kurang dapat diwujudkan, maka disamping kita dapat kehilangan bibit-bibit unggul bagi perkembangan Negara dan Bangsa Indonesia, anak-anak tersebut dirugikan dan bahkan dapat menjadi anak bermasalah, "Under achiever" atau "drop-out", putus sekolah (3,1981 : 2).

Akhir-akhir ini makin nampak usaha-usaha untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan pelayanan pendidikan khusus anak-anak berbakat antara lain:
1.      Proyek Penelitian dari BP3K dalam kerja sarna dengan Yayasan Pengembangan Kreativitas yang dilakukan pada tahun 1980, yaitu tentang masalah idenitifikasi Anak Berbakat.
2.      PadaSeminar Nasional Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan BP3K bulan September 1980 masalah pendidikan Anak Berbakat  juga ikut dibahas.
3.      Oleh Perkumpulan Mahasiswa Ortopedagogik Indonesia (PMOI) tanggal 25-26 Oktober 1980 di Surakarta telah diselenggarakan Simposium Nasional tentang pendekatan Konseptual Strategi bagi Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat (Super-normal) dengan penyampaian enam makalah.
4.      Yayasan Masdani dan Yayasan Humalka dalam bulan November 1980 telah mengadakan Simposium satu hari mengenai metodologi untuk Mengidentifikasi Anak yang sangat cerdas dan miskin.
5.      Sebagai salah satu program kegiatan pusat pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan BP3K tahun 1981-1982 direncanakan Seminar /Lokakarya Nasional yang diharapkan dapat menghasilkan usul-usul dan saran-saran tindak la~jut dari apa yang telah dilakukan sampai saat ini dalam usaha merintis pela-yanan pendidikan khusus bagi Anak Berbakat.
Berhubungan dengan itu sudah selayaknya bila kita mulai melangkah meninggalkan pandangan lama (konvensional) untuk maju ke depan mengikuti pandangan baru. Pandangan konvensional terhadap anak cenderung menunjukkan' pada label tertentu yaitu berdasarkan pada kemampuan atau ketidakmampuan. Sedangkan pandangan baru memandang anak sebagai suatu keseluruhan yang utuh yang memiliki kebutuhan khusus berkenaan dengan kemampuan dan ketidakmampuannya. Disamping itu tiap-tiap anak memiliki perbedaan, perbedaan ini pulalah yang dapat mengelompokkan mereka kepada anak yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, kemampuan rata-rata dan kemampuan di atas rata-rata yang terakhir ini disebut Anak Berbakat (31, 81 : 15).



PELAKSANAAN UJI COBA KELAS KHUSUS UNTUK ANAK BERBAKAT DI INDONESIA

Sebagai tindak lanjut dari terselenggaranya seminar dan symposium yang telah beberapa kali dilakukan di Indonesia sebagaimana tersebut di atas, maka tepatnya pada tanggal 13 September 1983. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto telah meresmikan pelaksanaan program pendidikan Anak Berbakat di Jakarta. Dijelaskan Menteri Anak-anak didik yang hadir sebagai angkatan pertama hendaknya diusahakan dapat ditemukan bakat-bakatnya maupun potensinya untuk diberi kesempatan berkembang secara wajar dengan sedikit mungkin hambatan. Diharapkan Anak Berbakat merupakan waduk daripada sumber daya manusia yang berbakat sehingga pembangunan negara Indonesia untuk waktu yang akan datang akan lebih meningkat, lebih tepat guna mencapai hasil yang diinginkan kita bersama. Menteri Nugroho mengharapkan di antara anak didik itu nanti akan tumbuh sebagai ahli matematika, ahli ilmu alam, ahli ilmu fisika, ahli sejarah, ahli pendidikan, ahli psikologi dan berbagai macam keahlian yang masing-masing memerlukan bakat intelektual, apalagi kalau tingkat kecerdasannya sangat luar biasa tingginya (8,83 : I).
Program Kegiatan Pelaksanaan Uji Coba Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (Balitbang Dikbud) Dalam rangka kesempatan yang seluas-Iuasnya pada anak didik yang mempunyai IQ di atas rata-rata agar dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya secara,optimal Balitbang Dikbud (Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan) telah mengadakan Uji-Coba "program pendidikan anak berbakat" pada 5 SMP dan 4 SMA dengan perincian sebagai berikut:

1.      SMP Negeri I DKI Jakarta Cikini – Jakarta
2.      SMP Negeri 216 DKI Jakarta J1. Salemba 18 Jakarta
3.      SMP PPSP IKIP Jakarta Rawamangun Jakarta
4.      SMP Negeri I Cianjur Cianjur - Jawa Barat
5.      SMP Negeri II Cianjur Cianjur - Jawa Barat
6.      SMA Negeri I DKI Jakarta J1. Budi Utomo – Jakarta
7.      SMA Negeri 68 OKI Jakarta J1. Salemba 18 Jakarta
8.      SMA PPSP IKIP Jakarta Rawamangun – Jakarta
9.      SMA Negeri Cianjur Cianjur - Jawa Barat


Sebelum pelaksanaan uji-coba program tersebut Balitbang Dikbud telah mengadakan serangkaian kegiatan sejak tahun 1980 yang meliputi:
1.      Kegiatan pendahuluan yang terdiri dari penelitian, seminar dan simposium.
2.      Kegiatan perencanaan
3.      Kegiatan persiapan
4.      Kegiatan pelaksanaan uji coba "program pendidikan anak berbakat", yang dimulai akhir tahun 1983/1984 (5 Nopember 1983).


Adapun pendidikan anak berbakat yang diberikan terdiri dari mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, IPBA (llmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa), Elektronika, Otomotif, Pertanian, Matematika, Bahasa Inggris, Ketrampilan Kepustakaan dan Ketrampilan Meneliti (Library skills dan Research skills). Mata pelajaran tersebut diberikan dalam bentuk "modul" yang sifatnya memperkaya/enrichment. Para penulis modul tersebut antara lain dosen IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Malang dan IKIP Surabaya. Pihak-pihak yang terlibat dalam menangani pelaksanaan pendidikan anak berbakat yaitu Kepala Sekolah, Guru (yang telah ditatar khusus untuk meI)gajar anak berbakat), konselor, serta orang tua murid 1 masyarakat.
Untuk menentukan siapa-siapa yang dapat dikategorikan sebagai anak/murid anak berbakat, Balitbang Dikbud telah mengadakan penjaringan dan seleksi dengan menggunakan antara lain test IQ.

PELAKSANAAN UJI COBA

Untuk melaksanakan Uji Coba ini, para guru telah ditatar lebih dahulu dan dipersiapkan serta terus menerus akan dibina oleh suatu tim ahli yang khusus ditugaskan untuk itu antara lain memperdalam ilmu dan metodologinya. Sistem pelaksanaan yang dilakukan di
SMA dan SMP di Jakarta antara lain:
1.      SMA N 68 Jakarta: Sudah sejak permulaan tahun ajaran baru 1983 sekolah ini memisahkan anak kelas II yang tergolong cerdas dalam kelas sendiri dicampur dengan murid yang mendapat rangking dalam kenaikan kelas. Di kelas ini mereka mendapat pelajaran IPA dengan pengajaran yang agak berbeda dengan kelas IPA lainnya. Kalau di kelas II lain diterangkan secara terperinci tetapi di kelas khusus ini hanya garis besarnya saja. Ini berarti anak harus ban yak belajar sendiri di rumah. Juga waktu untuk ulangan dibedakan, kalau di kelas umum diberi waktu 2 jam, maka untuk kelas khusus hanya diberi waktu 1 jam. Sebagai uji coba pertama kali dipilih bidang eksakta yang meliputi ilmu pengetahuan dan teknologi, sedang bidang studi IPS baru akan dicoba setelah uji coba pertama telah berjalan 1 tahun. Untuk tahap pertama sekarang bidang eksakta yang diuji-cobakan baru meliputi mata pelajaran fisika, kimia, biologi, teknologi, matematika, ditambah dengan bahasa Inggris dan ketrampilan membaca kepustakaan dan meneliti.
2.      SMP N 216 Jakarta: Telah melakukan pemilihan anak yang tergolong berbakat intelektual yang car a pemilihannya tidak hanya berdasarkan kejuaraan dan rangking kelas saja. Anak yang terpilih adalah mereka yang mempunyai kemampuan unggul luar biasa yang berhubungan dengan kemampuan otak.
3.      SMP N I Jakarta: Merencanakan memisahkan Anak cerdas dalam kelas tersendiri untuk diberi pengayaan (Enrichment). Sistem ini akan dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan tujuan memberi kesempatan anak berbakat intelektual dapat belajar seperti biasa di kelas mereka sendiri campur dengan ternan sekelas yang berlainan tingkat kecerdasannya, disamping itu Anak berbakat intelektual tadi mengikuti pelajaran tambahan seperti fisika, kimia, matematika dalam kelas khusus. Dengan tetap mencampurkan mereka di kelas biasa diharapkan anak berbakat tetap berkembang sesuai dengan usianya dalam hal kejiwaan. Maksudnya, biarpun hampir seluruh waktu habis untuk sekolah,mereka itu tidak merasa "super" atau sombong dan tinggi hati.

Karena kelas khusus ini belum dimulai, dapat dimengerti kalau anak-anak terpilih itu belum mengerti program pendidikan yang bagaimana yang akan mereka terima, yang jelas mereka akan bertambah  beban tanggung jawab, belajar keras untuk mempertahankan prestasinya dan bersaing dengan ternan-ternan sesama super (21, 1983 : 28-30).

2 comments:

  1. Beasiswa DHUTA (Dhuafa Bertalenta). Menerima pendaftaran beasiswa bagi kaum yang kurang mampu namun memiliki bakat teertentu: IPA, Matematika, Kesenian, Olah raga dsb. Alamat : Tamaddun-TAMZIS, Jl, S.Parman 46 Wonosobo Jawa Tengah. Telp 0286 325 303. Berlaku untuk wilayah Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat dan DKI

    ReplyDelete
  2. Beasiswa DHUTA (Dhuafa Bertalenta). Menerima pendaftaran beasiswa bagi kaum yang kurang mampu namun memiliki bakat teertentu: IPA, Matematika, Kesenian, Olah raga dsb. Alamat : Tamaddun-TAMZIS, Jl, S.Parman 46 Wonosobo Jawa Tengah. Telp 0286 325 303. Berlaku untuk wilayah Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat dan DKI

    ReplyDelete