PENGEMBANGAN
PROGRAM PENDIDIKAN KHUSUS UNTUK ANAK BERBAKAT DI INDONESIA
Sampai saat ini di Indonesia pendidikan khusus (pendidikan luar
biasa) baru diselenggarakan untuk anak-anak.yang dalam keadaan kekurangan
(handicapped). Namun disadari bahwa sudah perlu dirintis perencanaan
penyelenggaraan pendidikan luar biasa untuk anak berbakat
atau SLB/F (Pola Dasar Umum penyelenggaraan pendidikan
Luar Biasa dalam Rangka Kewajiban Belajar, BP3K, 1980) Apabila untuk anak berbakat tidak
disediakan pelayanan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhannya yang khas, sehingga potensi-potensinya
kurang dapat diwujudkan, maka disamping kita dapat kehilangan bibit-bibit
unggul bagi perkembangan Negara dan Bangsa
Indonesia, anak-anak tersebut dirugikan dan bahkan
dapat menjadi anak bermasalah, "Under achiever" atau "drop-out", putus sekolah (3,1981 : 2).
Akhir-akhir
ini makin nampak usaha-usaha untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan pelayanan
pendidikan khusus anak-anak berbakat antara lain:
1. Proyek
Penelitian dari BP3K dalam kerja sarna dengan Yayasan Pengembangan Kreativitas
yang dilakukan pada tahun 1980, yaitu tentang masalah idenitifikasi Anak
Berbakat.
2. PadaSeminar
Nasional Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan BP3K bulan September 1980
masalah pendidikan Anak Berbakat juga
ikut dibahas.
3. Oleh
Perkumpulan Mahasiswa Ortopedagogik Indonesia (PMOI) tanggal 25-26 Oktober 1980
di Surakarta telah diselenggarakan Simposium Nasional tentang pendekatan
Konseptual Strategi bagi Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat (Super-normal)
dengan penyampaian enam makalah.
4. Yayasan
Masdani dan Yayasan Humalka dalam bulan November 1980 telah mengadakan
Simposium satu hari mengenai metodologi untuk Mengidentifikasi Anak yang sangat
cerdas dan miskin.
5. Sebagai
salah satu program kegiatan pusat pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan
BP3K tahun 1981-1982 direncanakan Seminar /Lokakarya Nasional yang diharapkan
dapat menghasilkan usul-usul dan saran-saran tindak la~jut dari apa yang telah
dilakukan sampai saat ini dalam usaha merintis pela-yanan pendidikan khusus
bagi Anak Berbakat.
Berhubungan dengan itu sudah selayaknya bila kita mulai melangkah
meninggalkan pandangan lama (konvensional) untuk maju ke depan mengikuti
pandangan baru. Pandangan konvensional terhadap anak cenderung menunjukkan'
pada label tertentu yaitu berdasarkan pada kemampuan atau ketidakmampuan.
Sedangkan pandangan baru memandang anak sebagai suatu keseluruhan yang utuh yang
memiliki kebutuhan khusus berkenaan dengan kemampuan dan ketidakmampuannya. Disamping
itu tiap-tiap anak memiliki perbedaan, perbedaan ini pulalah yang dapat
mengelompokkan mereka kepada anak yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata,
kemampuan rata-rata dan kemampuan di atas rata-rata yang terakhir ini disebut
Anak Berbakat (31, 81 : 15).
PELAKSANAAN UJI COBA KELAS
KHUSUS UNTUK ANAK BERBAKAT DI INDONESIA
Sebagai tindak lanjut dari terselenggaranya seminar dan symposium
yang telah beberapa kali dilakukan di Indonesia sebagaimana tersebut di atas,
maka tepatnya pada tanggal 13 September 1983. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Prof. Dr. Nugroho Notosusanto telah meresmikan pelaksanaan program pendidikan
Anak Berbakat di Jakarta. Dijelaskan Menteri Anak-anak didik yang hadir sebagai
angkatan pertama hendaknya diusahakan dapat ditemukan bakat-bakatnya maupun
potensinya untuk diberi kesempatan berkembang secara wajar dengan sedikit
mungkin hambatan. Diharapkan Anak Berbakat merupakan waduk daripada sumber daya
manusia yang berbakat sehingga pembangunan negara Indonesia untuk waktu yang
akan datang akan lebih meningkat, lebih tepat guna mencapai hasil yang
diinginkan kita bersama. Menteri Nugroho mengharapkan di antara anak didik itu
nanti akan tumbuh sebagai ahli matematika, ahli ilmu alam, ahli ilmu fisika,
ahli sejarah, ahli pendidikan, ahli psikologi dan berbagai macam keahlian yang
masing-masing memerlukan bakat intelektual, apalagi kalau tingkat kecerdasannya
sangat luar biasa tingginya (8,83 : I).
Program
Kegiatan Pelaksanaan Uji Coba Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan
Kebudayaan (Balitbang Dikbud) Dalam rangka kesempatan yang seluas-Iuasnya pada
anak didik yang mempunyai IQ di atas rata-rata agar dapat mengembangkan
kemampuan dan bakatnya secara,optimal Balitbang Dikbud (Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan) telah mengadakan Uji-Coba "program
pendidikan anak berbakat" pada 5 SMP dan 4 SMA dengan perincian sebagai
berikut:
1. SMP
Negeri I DKI Jakarta Cikini – Jakarta
2. SMP
Negeri 216 DKI Jakarta J1. Salemba 18 Jakarta
3. SMP
PPSP IKIP Jakarta Rawamangun Jakarta
4. SMP
Negeri I Cianjur Cianjur - Jawa Barat
5. SMP
Negeri II Cianjur Cianjur - Jawa Barat
6. SMA
Negeri I DKI Jakarta J1. Budi Utomo – Jakarta
7. SMA
Negeri 68 OKI Jakarta J1. Salemba 18 Jakarta
8. SMA
PPSP IKIP Jakarta Rawamangun – Jakarta
9. SMA
Negeri Cianjur Cianjur - Jawa Barat
Sebelum
pelaksanaan uji-coba program tersebut Balitbang Dikbud telah mengadakan
serangkaian kegiatan sejak tahun 1980 yang meliputi:
1. Kegiatan
pendahuluan yang terdiri dari penelitian, seminar dan simposium.
2. Kegiatan
perencanaan
3. Kegiatan
persiapan
4. Kegiatan
pelaksanaan uji coba "program pendidikan anak berbakat", yang dimulai
akhir tahun 1983/1984 (5 Nopember 1983).
Adapun pendidikan anak berbakat yang diberikan terdiri dari mata
pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, IPBA (llmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa),
Elektronika, Otomotif, Pertanian, Matematika, Bahasa Inggris, Ketrampilan
Kepustakaan dan Ketrampilan Meneliti (Library skills dan Research skills). Mata
pelajaran tersebut diberikan dalam bentuk "modul" yang sifatnya
memperkaya/enrichment. Para penulis modul tersebut antara lain dosen IKIP
Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Malang dan IKIP Surabaya. Pihak-pihak yang terlibat
dalam menangani pelaksanaan pendidikan anak berbakat yaitu Kepala Sekolah, Guru
(yang telah ditatar khusus untuk meI)gajar anak berbakat), konselor, serta
orang tua murid 1 masyarakat.
Untuk
menentukan siapa-siapa yang dapat dikategorikan sebagai anak/murid anak
berbakat, Balitbang Dikbud telah mengadakan penjaringan dan seleksi dengan
menggunakan antara lain test IQ.
PELAKSANAAN UJI COBA
Untuk melaksanakan Uji Coba ini, para guru telah ditatar lebih dahulu dan dipersiapkan serta terus
menerus akan dibina oleh suatu tim
ahli yang khusus ditugaskan untuk itu antara lain memperdalam ilmu dan metodologinya. Sistem
pelaksanaan yang dilakukan di
SMA
dan SMP di Jakarta antara lain:
1. SMA
N 68 Jakarta: Sudah sejak permulaan tahun ajaran baru 1983 sekolah ini
memisahkan anak kelas II yang tergolong cerdas dalam kelas sendiri dicampur
dengan murid yang mendapat rangking dalam kenaikan kelas. Di kelas ini mereka
mendapat pelajaran IPA dengan pengajaran yang agak berbeda dengan kelas IPA
lainnya. Kalau di kelas II lain diterangkan secara terperinci tetapi di kelas
khusus ini hanya garis besarnya saja. Ini berarti anak harus ban yak belajar
sendiri di rumah. Juga waktu untuk ulangan dibedakan, kalau di kelas umum
diberi waktu 2 jam, maka untuk kelas khusus hanya diberi waktu 1 jam. Sebagai
uji coba pertama kali dipilih bidang eksakta yang meliputi ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedang bidang studi IPS baru akan dicoba setelah uji coba pertama
telah berjalan 1 tahun. Untuk tahap pertama sekarang bidang eksakta yang
diuji-cobakan baru meliputi mata pelajaran fisika, kimia, biologi, teknologi,
matematika, ditambah dengan bahasa Inggris dan ketrampilan membaca kepustakaan
dan meneliti.
2. SMP
N 216 Jakarta: Telah melakukan pemilihan anak yang tergolong berbakat intelektual
yang car a pemilihannya tidak hanya berdasarkan kejuaraan dan rangking kelas
saja. Anak yang terpilih adalah mereka yang mempunyai kemampuan unggul luar
biasa yang berhubungan dengan kemampuan otak.
3. SMP
N I Jakarta: Merencanakan memisahkan Anak cerdas dalam kelas tersendiri untuk
diberi pengayaan (Enrichment). Sistem ini akan dilaksanakan setelah pulang
sekolah dengan tujuan memberi kesempatan anak berbakat intelektual dapat
belajar seperti biasa di kelas mereka sendiri campur dengan ternan sekelas yang
berlainan tingkat kecerdasannya, disamping itu Anak berbakat intelektual tadi
mengikuti pelajaran tambahan seperti fisika, kimia, matematika dalam kelas
khusus. Dengan tetap mencampurkan mereka di kelas biasa diharapkan anak berbakat
tetap berkembang sesuai dengan usianya dalam hal kejiwaan. Maksudnya, biarpun
hampir seluruh waktu habis untuk sekolah,mereka itu tidak merasa
"super" atau sombong dan tinggi hati.
Karena kelas khusus ini belum dimulai, dapat dimengerti kalau
anak-anak terpilih itu belum mengerti program pendidikan yang bagaimana yang
akan mereka terima, yang jelas mereka akan bertambah beban tanggung jawab, belajar keras untuk
mempertahankan prestasinya dan bersaing dengan ternan-ternan sesama super (21,
1983 : 28-30).
Beasiswa DHUTA (Dhuafa Bertalenta). Menerima pendaftaran beasiswa bagi kaum yang kurang mampu namun memiliki bakat teertentu: IPA, Matematika, Kesenian, Olah raga dsb. Alamat : Tamaddun-TAMZIS, Jl, S.Parman 46 Wonosobo Jawa Tengah. Telp 0286 325 303. Berlaku untuk wilayah Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat dan DKI
ReplyDeleteBeasiswa DHUTA (Dhuafa Bertalenta). Menerima pendaftaran beasiswa bagi kaum yang kurang mampu namun memiliki bakat teertentu: IPA, Matematika, Kesenian, Olah raga dsb. Alamat : Tamaddun-TAMZIS, Jl, S.Parman 46 Wonosobo Jawa Tengah. Telp 0286 325 303. Berlaku untuk wilayah Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat dan DKI
ReplyDelete